JUMLAH penduduk dunia diantaranya 52 dari 100 Ibu hamil dinyatakan anemia (WHO 2000). Di Indonesia terdapat anemia pada wus sebesar 39,5%, bumil 50,9%, buteki 45,1% (SKRT 1995) dan wus 27,7% (SKIA 2001). Apabila dilihat jumlah penduduk di dunia maupun di Indonesia pada umumnya adalah wanita yang memasuki kehamilannya dalam keadaan anemia.
Anemia pada remaja putri menjadi masalah kesehatan dengan prevalensi >15%, dimana merupakan hasil penelitian pada remaja putri 10-14 tahun di Bogor sebesar 57,1% (SKRT 1995), remaja putri di Bogor 44% (Permaesih 1988), remaja putri di Bandung 40-41% (Saidin 2002 & Lestari 1996), remaja putri di Bogor, Tangerang dan Kupang 4,17% (UNICEF 2001), remaja putri 10-19 tahun 30% (SKRT 2001), anak SD daerah pantai 23,58% (Dinkes Kab. Tangerang 2001).
Dampak anemia pada remaja putri yaitu tubuh pada masa pertumbuhan mudah terimfeksi, mengakibatkan kebugaran/kesegaran tubuh berkurang, semangat belajar/prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan berisiko tinggi.
Dampak anemia khususnya pada bumil anemia diantaranya perdarahan waktu melahirkan sebesar 40% (Depkes 2001), angka kematian ibu tinggi sebesar 343 ibu meninggal setiap 100.000 kelahiran (SDKI 1997). Hal ini terutama disebabkan karena keracunan kehamilan dan infeksi.